Kehamilan Pertama di Trimester 1: Penuh Perubahan yang Melelahkan Tapi Harus Disyukuri!
Tak pernah menyangka akan diberi momongan secepat ini. Hanya jeda satu bulan setelah pernikahan, kami sudah diberikan amanah besar oleh Allah. Hamil adalah salah satu rejeki sekaligus amanah besar yang harus dipertanggung jawabkan. Pada beberapa kasus suami istri menjadi pejuang garis merah demi bisa mendapatkan keturunan dalam waktu lama. Itulah kenapa hamil dianggap berkah yang harus disyukuri.
Awalnya iseng menggunakan aplikasi Flo untuk memantau periode menstruasi. Sadar terlambat menstruasi -bagi saya yang biasanya selalu teratur-, akhirnya suami membeli alat cek kehamilan. Saya memilih menunda dulu 2-3 hari sampai akhirnya saya memutuskan untuk memeriksa saja. Benar saja, saya yang selama ini hanya melihat tes kehamilan di film, sinetron, atau drama, kini melihat dua garia merah: positif hamil. Tentu kehamilan ini membahagiakan bagi kami tapi tidak menyangka ini menjadi koin dua sisi.
| Positif Hamil |
Selama hamil merasakan berbagai gejala yang super dar der dor bahkan mencekik mental di awal. Tidak hanya karena mengetahui baru hamil jadi banyak agenda dan rencana yang harus dicancel tapi banyak perubahan fisik dan mental yang melelahkan.
Memiliki Riwayat Mental Issue
Dari sebelum hamil, saya rutin mengkonsumsi beberapa obat yang berkaitan dengan kesehatan jiwa. Namun, setelah diketahui hamil, beberapa obat harus di-cut. Iya, tiba-tiba di-cut. Hal ini tentu menjadi kabar yang sangat mencekik di trimester satu karena pada saat itu mental saya masih rentan. Psikiater hanya memberikan obat untuk menangani insomnia yang cukup parah. Karena ditakutkan selagi hamil tensi saya rendah karena kurang istrirahat. Jadi mau tidak mau harus beradaptasi demi keutuhan dan pertumbuhan bayi di dalam perut. Bisa dikatalan saya cukup ngos-ngosan.
Naiknya Asam Lambung dan Asma Sering Kambuh
Salah makan sedikit, asam lambung naik. Belum lagi ditambah asma karena faktor lingkungan yang berbeda dari sebelum hamil dan menikah. Sebelum hamil, asma jarang sekali kambuh kecuali kelelahan tetapi setelah hamil terpapar sedikit asap dan debu langsung seketika kambuh. Belum lagi kenaikan berat badan mungkin menjadi andil saya merasa engap. Mendekati trimester kedua berat badan naik dan berkolaborasi dengan asma kambuh dan/atau naik asam lambung bikin makin menjadi-jadi.
Awalnya frustasu ketika kontrol kehamilan, gejala asma ini tidak terdeteksi oleh dokter umum. Namun, ketika ke dokter penyakit dalam sebagai dokter yang mendiagnosis asma sejak awal, dokternya langsung saja memberikan obat asma yang saat itu dibutuhkan. Untungnya obatnya tidak berpengaruh langsung pada janin jadi bisa rutin untuk mengkonsumsinya.
Anomali Gejala Hamil yang Super Dar Der Dor!
Memasuki awal kehamilan trimester satu, saya tidak merasakan gejala yang berarti kecuali mudah lelah. Bahkan tanpa melakukan aktivitas apapun, terasa melelahkan. Iya, Setiap hari terasa super melelahkan.
Kemudian sampai di pertengahan sampai akhir trimester pertama barulah merasakan gejala-gejala yang sering dikeluhkan para ibu hamil yaitu mual dan muntah serta tidak nafsu makan.
Indera penciuman tiba-tiba sensitif. Ada bau tidak sedap pun langsung pusing. Termasuk keringat suami yang sebelumnya biasa saja, jadi langsung sensitif dan mual. Tiap pagi morning sickness, bahkan tidak selalu pagi bisa kapan saja dan tanpa trigger.
Paling sulit adalah nafsu makan karena mual dan muntah tadi. Meski begitu tetap makan dan selalu diakali dengan makan sedikit-sedikit atau setidaknya makan buah-buahan. Ini masih bisa ditoleransi sebagai pasien asam lambung tapi tetap saja jadi pr bagi seseorang yang sedang berbadan dua.
Penyakit Baru: Gatal sampai Ruam!
Satu lagi yang harus diadaptasi setelah hamil adalah kebelet pipis tiap waktu -bahkan di antara tidur di tengah malam- dan keputihan yang tiba-tiba menjadi banyak dengan penampakan yang berbeda dari sebelum hamil. Awalnya masih mentolerir perubahan rutinitas bolak-balik kamar mandi sampai akhirnya mulai terasa gatal di area bawah perut (bagian pangkal paha atas atau selakangan).
Untuk jaga-jaga check up ke klinik dan disarankan untuk langsung ke obsgyn. Dari obsgyn diberikan obat untuk mengatasi gatal dan ruamnya. Besar kemungkinan gatal dan ruam tersebut karena celana dalam yang lembab. Akhirnya yang dari 3 kali sehari ganti celana dalam, bisa menjadi 7 kali sehari dan harus dikeringkan juga dengan tisu. Selain itu, saya membeli celana dalam baru dengan ukuran satu tingkat lebih besar dari sebelum hamil. Karena disarankan menggunakan pakaian dalam longgar.
Sebenarnya perihal gatal ini terjadi di awal trimester 1, tiba-tiba biduran. Bidurannya pun -syukurnya- hanya pada bagian tangan dan kaki sedangkan badan tidak sama sekali. Anehnya, biduran ini selalu menjelang malam sampai pagi hari. Paginya pasti ada sisa biduran dan garukan semalaman. Karena biduran ini juga yang bikin sulit tidur berakhir malah menjadi meluangkan waktu untuk berpikir -yap, bikin insomnia jadi parah.
| Biduran pada tangan |
-
Itulah sekilas pengalaman 3 bulan awal kehamilan yang super dar der dor karena benar-benar mengejutkan dan melelahkan: Mental diuji dan tubuh mengalami perubahan. Tidak berniat mengeluh tetapi hanya sekedar berbagi cerita dan menyimpannya sebagai memori, kelak bisa diingat kembali. Sama sekali tidak ada penyesalan karena ini pilihan kami berdua -saya dan suami. Tentu dengan hamil banyak hal harus beradaptasi dan jadi penuh waspada. Bukan tentang diri sendiri saja tapi ada manusia kecil yang dititipkan Tuhan harus dijaga dengan baik-baik.
| Hasil USG di TM 1 |
Jujur, ini pengalaman luar biasa. Sejak hamil ini tidak bisa membayangkan perjuangan para ibu hamil di luar sana melewati trimester satunya dengan luar biasa. Padahal ini baru trimester pertama belum kedua dan ketiga ditambah persalinan sampai menyusui dan membesarkan anak! Ah, tidak sabar tapi sangat deg-degan karena jalannya masih panjang dan tentu tidak mudah.
Bismillah... Semoga para pejuang di luar sana diberi kemudahan dalam segala prosesnya dan Tuhan tahu apa dan kapan yang terbaik untuk kita. 💗