3 Hal Historis Menarik Terkait Pulau Sangeang, Di Antaranya Pernah Menjadi Pulau Bajak Laut Berniaga!

Contents [Click here]

Pulau Sangeang merupakan sebuah pulau kecil yang berada di timur laut Pulau Sumbawa. Secara administratif, pulau ini masuk dalam Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Meski luas pulau ini tergolong kecil, pulau ini merupakan salah satu gunung api paling aktif di Kepulauan Sunda Kecil. Tidak hanya itu, ada beberapa informasi menarik khususnya sejarah tentang pulau gunung api yang satu ini.


Pernah ditemukan Nekara Perunggu setipe dengan Nekara dari Vietnam!

Salah satu temuan arkeologis penting yang ditemukan di pulau ini adalah nekara berbahan perunggu yang dikenal dengan Nekara Makalamau. Nekara tersebut memiliki tipe serupa dengan nekara tipe Dongson dari Vietnam Utara. Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh Dongson di Indonesia khususnya di Kepulauan Sunda Kecil. 

Pulau ini menjadi landmark para pedagang pada abad 16 M bahkan dari sebelumnya!

Terletak di Laut Flores, pulau ini menjadi salah satu landmark bagi para pelayar di masa lampau. Hal ini diperkuat dengan dengan Selat Gunung Api Sangeang disebutkan dalam rute pelayaran pedagang Cina pada tahun 1500 (Shung Feng Hsiang Sung) (Mills, 1979: 73). Rute tersebut merupakan jalur pedagang Cina dari asalnya menuju Timor untuk mendapatkan cendana. Dalam rute ini menyusuri pesisir pulau-pulau Nusantara. 

Rute ini ditenggarai telah digunakan dari masa sebelumnya oleh pedagang-pedagang lokal Nusantara. Di antaranya adalah pedagang dari Jawa pada era Majapahit yaitu sekitar abad 14 M. Sangeang juga disebutkan dalam Kitab Negarakertagama (Van Naerssen dalam Chambert-Loir & Robson, 1993: 86).  

Dalam sejarah, pulau ini menjadi saksi bisu perniagaan para perompak!

Pada abad 19 M, pulau ini diketahui menjadi tempat niaga para perompak atau sederhananya pasar gelap (Chambert-Loir, 2004: 250–251). Hal ini karena letaknya yang strategis di Laut Flores dan tepat di jalur para pedagang dari barat Nusantara ke timur Nusantara. Para perompak ini dikenal dengan pabelo. Mereka juga menjarah harta, barang, sandera (manusia) untuk dijadikan budak di pesisir utara Pulau Sumbawa. 

Itulah 3 informasi penting terkait data historis Pulau Sangeang yang menarik untuk diketahui!

Referensi:

Audina, I. F. (2024). Aktivitas Pelayaran dan Perdagangan Bima di Nusa Tenggara Barat Pada Abad XIV-XX Masehi. Universitas Gadjah Mada.

Chambert-Loir, H. (2004). Kerajaan Bima dalam Sastra dan Sejarah. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Chambert-Loir, Henri, and Rosemary Robson. (1993). State, City, Commerce: The Case of Bima. Indonesia 57(57):71–88.

Mills, J. V. (1979). Chinese Navigators in Insulinde about A.D. 1500. Archipel, 18(1), 69–93. https://doi.org/10.3406/arch.1979.1502